Aku rindu pada jalan pulang
Pada nyanyian ilalang yang menyambutku dipintu tanah
kelahiran
Pada ceceran kisah pagi yang tak pernah jemu dituturkan oleh
ibu
Menenun warna jingga di langit senja bersama kata-kata bijak
mereka yang dititipkan pada hatiku, bersama wajah-wajah yang hilang sekian lama
tersekat waktu
Masihkah disana ada tergambar bayang kehadiranku, dimana
kudapat bercermin tentang rindu..
Tentang manisnya senyum dan tawa renyah yang tertuang pada
gelas-gelas cinta, pada satu kata yang mampu meneteskan embun di sudut mata, ia
yang kusebut keluarga
Aku rindu pada jalan pulang
Pada tarian dedaunan kering yang rela gugur menjamu tanah,
menggemburkannya untuk menitipkan tunas-tunas baru bagi kehidupan ini, bagi
harapku akan ladang-ladang hijau yang menanti kakiku menjejaknyaPada bisikan lembut hembusan angin di wajah dan juga hatiku, selembut bait-bait semesta kala kurangkai ia menjadi sebuah lagu rindu yang pernah kita nyanyikan bersama di ujung waktu
Aku rindu jalan pulang, dan kutahu itu hanyalah sebuah rasa yang tertinggal untuk kutangguhkan sejenak dilubuk hatiku.
"Aku rindu jalan pulang, dan kutahu itu hanyalah sebuah rasa yang tertinggal untuk kutangguhkan sejenak dilubuk hatiku."
Kata2 di ending yang membuat Rindu yang telah terikat ingin segera membuncah keluar dari hati..
Hanya bsa mengenang hal-hal yang telah berlalu di tempat yang seharusnya aku pulang. Dan hanya bisa kutangguhkan beberapa saat untuk mengikat rindu di hati, berharap membuncah keluar saat sudah berada di tempat yang seharusnya aku pulang.